Selasa, 05 Juni 2012

REPLACEMENT (Peremajaan) sapi perah


Replacement adalah pergantian sapi-sapi perah yang sudah tua atau yang tidak produktif dan tidak menguntungkan lagi oleh sapi muda yang siapduksi secara teratur menurut perencanaan yang telah telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan : agar kontinuitas produksi air susu tetap terjaga, bahkan jika bisa ditingkatkan. Replacement yang baik sekitar 20-30%.
Cara Replacement:
1. Membeli Heifer
Keuntungan:
Ø  Masa pemeliharaan lebih singkat.
Ø  Resiko kematian lebih kecil.
Kekurangan :
Ø  Memerlukan modal yang besar.
Ø  Resiko masuknya suatu penyakit lebih tinggi
Ø  Memerlukan adaptasi lingkungan
Ø  Kemampuan produksi dan reproduksinya belum diketahui.        
2. Membesarkan Heifer sendiri
Keuntungan :
Ø  Lebih ekonomis dan modal yang diperlukan lebih sedikit
Ø  Mengurangi masuknya suatu penyakit
Ø  Melatih ketrampilan peternak untuk memelihara pedet
Ø  Jika dijual harga heifer mahal
Ø  Tidak memerlukan adaptasi lingkungan
Kekurangan :
Ø  Masa pemeliharaannya lama
Ø  Resiko kematian lebih tinggi
PERAWATAN SAPI BETINA DEWASA (INDUK)
                Sapi induk adalah sapi sapi sejak pertama kali melahirkan sampai dengan sapi di afkir.
Tujuan utama adalah memperoleh air susu, sedangkan hasil sampingannya adalah daging (jika sudah afkir), pedet, dan kotoran untuk pupuk.
1. Perawatan Induk Bunting..
                Perhatian utama adalah menjaga kondisi tubuh tetap kuat dan sehat.
a. Masa Kering (min. 6-8 minggu)
Tujuan Pengeringan :
  1. Agar tubuh induk dapat membentuk makanan cadangan berupa vitamin-vitamin seperti vit. A yang dapat dimanfaatkan oleh anak yang baru lahir, lewat coloctrum bersama antibodi yang penting bagi kesehatan pedet.
  2. Agar tubuh induk dapat mengisi kembali vitamin-vitamin, mineral dll untuk kebutuhan induk sendiri sehingga kondisinya tetap kuat dan sehat walaupun mengalami masa laktasi yang kuat.
  1. Agar kondisi tubuh menjadi baik,  sehingga akan memberikanjaminan kelangsungan produksi susu tetap baik dan bahkan dapat meningkat. 
  1. Agar pertumbuhan dan kesehatan anak dalam kandungan terjamin.
Cara Pengeringan:
  1. Pemerahan berselang
  2. Pemerahan tidak lengkap
  3. Pengeringan mendadak
b. Pemberian Pakan
                 Tabel 1. Pemberian pakan induk yang sedang  kering
v  7-10 hari menjelang melahirkan, pemberian konsentrat ditambah sekitar 0,25-0,30 kg/ekor/hari (Steaming up).
v  Induk bunting tua  yang pernah beranak 3,4 atau 5 kali tetapi pernah menderita milk fever, harus diberi suntikan calcium barogluconate    12 jam sebelum melahirkan.
c. Pencegahan Infeksi Mastitis
                Pencegahan :
Ø  Injeksi penniceline pada keempat puting pada induk yang habis berproduksi atau akan memasuki masa kering.
Ø  Menghindarkan lalat hinggap pada bagian puting.
Ø  Menjaga puting agar selalu hygienis
d. Gerak Badan
Ø  Memperlancar aliran darah
Ø  Kesehatan terjamin, bentuk dan posisi kuku bertahan normal sehingga stamina sapi menjadi lebih baik.
2. Induk menjelang Melahirkan..
A. Tanda-tanda Induk yang Akan Melahirkan:
v  Ambing membesar, keras dan kencang
v  Gelisah
v  Sering kencing
v  Kaki belakang sulit digerakkan dan posisi kedua kaki agak terbuka ke luar
v  Vulva membesar
v  Tubuh nampak memanjang, perut turun kebawah
v  Jika putting dipijit, pertama-tama keluar cairan berwarna seperti air kental kemudian berubah menjadi susu biasa.
B. Persiapan kelahiran:
                Menjelang melahirkan, peternak harus mampu menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, hygienis, tenang dan nyaman untuk memperlancar kelahiran, induk dan anaknya terhindar dari infeksi penyakit.
C. Menciptakan Kondisi dan Suasana yang Tenang:
v  Mengupayakan kandang selalu dalam keadaan kering, bersih dan hangat.
v  Membuat ukuran kandang yang cukup longgar agar sapi dapat bergerak bebas.menjauhkan dari segala gangguan yang mengejutkan baik yang bersifat fisik (benturan, dipukul, jatuh tergelincir dan kemungkinan kena tanduk); dan suara gaduh.
v  Memandikan induk bunting dengan larutan desinfektan untuk menghindari organisme penyebab scours.
D. Kesulitan dalam Kelahiran (Distokia)
                 Distokia sering terjadi pada sapi FH, sapi yang selalu di kandangkan secara terus menerus, tidak pernah dilepas untuk gerak badan, sapi yang terlalu muda, masa kebuntingan yang lama, kelahiran kembar, infeksi uterus, kematian foetus dll.
Penyebab Distokia..
1.            Peyebab genetik:
                *  Hal ini terjadi akibat faktor induk yang memiliki  kecenderungan mengalami distokia.
                *  Adanya gen-gen resesif pada induk dan pejantan yang dapat menghasilkan foetus yang tidak                sempurna.
2.            Penyebab Tatalaksana dan Pakan:
a. Sapi dara yang sedang tumbuh tetapi kekurangan       zat makanan, dapat menghambat pertumbuhan               tubuh dan pelvis.
Sapi yang dikawinkan terlalu awal / muda
sapi terkurung terus menerus dalam kandang.
3. Sebab Lain:
  *Sapi yang alat reproduksinya (uterus kena infeksi yang parah sehingga kemampuan berkontraksi         hilang.
  *Posisi foetus yang tidak benar di dalam uterus, karena kai terlipat, leher terpuntir kesamping dll.
Cara Mengatasi:
Secara genetis :
                menghindakan perkawinan keluarga, tetutama antara dua anak sapi sekandung.
Tatalaksana dan Pakan:
v  Pemberian pakan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sejak pedet, dara dan dewasa (hidup pokok, pertumbuhan dan produksi).
v  Mengurangi pemberian makanan yang berlebih khususnya pada sapi dara, sebab dapat menimbulkan timbunan lemak yang berlebih disekitar uterus.
v  Sapi betina sebaiknya dikawinkan setelah dewasa kelamin atau Bb sekitar 300 kg.
v  Memberikan exersize / gerak jalan pada sapi bunting.
Sebab lain:
v  Induk dan pejantan yang akan dikawinkan harus dalam keadaan sehat dan bebas dari segala infeksi penyakit.
v  Menunda perkawinan sesudah kelahirkan, paling lama 60-90 hari sesudah melahirkan.
v  Bagi sapi yang melahirkan sering mengalami kelainan akibat kepala, kaki terlipat dll, maka perkawinan berikutnya harus ditunda.
E. Pertolongan kelahiran
v  Injeksi still-bestrol (kelenturan leher rahim).
v  Menarik pedet dengan tali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar