Replacement adalah pergantian sapi-sapi perah yang sudah tua atau yang tidak
produktif dan tidak menguntungkan lagi oleh sapi muda yang siapduksi secara
teratur menurut perencanaan yang telah telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan : agar kontinuitas produksi air susu tetap terjaga, bahkan jika
bisa ditingkatkan. Replacement yang baik sekitar 20-30%.
Cara Replacement:
1. Membeli
Heifer
Keuntungan:
Ø Masa pemeliharaan lebih singkat.
Ø Resiko kematian lebih kecil.
Kekurangan :
Ø Memerlukan modal yang besar.
Ø Resiko masuknya suatu penyakit lebih tinggi
Ø Memerlukan adaptasi lingkungan
Ø Kemampuan produksi dan reproduksinya belum diketahui.
2.
Membesarkan Heifer sendiri
Keuntungan :
Ø Lebih ekonomis dan modal yang diperlukan lebih sedikit
Ø Mengurangi masuknya suatu penyakit
Ø Melatih ketrampilan peternak untuk memelihara pedet
Ø Jika dijual harga heifer mahal
Ø Tidak memerlukan adaptasi lingkungan
Kekurangan :
Ø Masa pemeliharaannya lama
Ø Resiko kematian lebih tinggi
PERAWATAN SAPI
BETINA DEWASA (INDUK)
Sapi induk adalah sapi
sapi sejak pertama kali melahirkan sampai dengan sapi di afkir.
Tujuan utama adalah memperoleh air susu, sedangkan hasil sampingannya adalah
daging (jika sudah afkir), pedet, dan kotoran untuk pupuk.
1. Perawatan Induk Bunting..
1. Perawatan Induk Bunting..
Perhatian utama adalah menjaga
kondisi tubuh tetap kuat dan sehat.
a. Masa Kering
(min. 6-8 minggu)
Tujuan
Pengeringan :
- Agar tubuh induk dapat membentuk makanan cadangan berupa vitamin-vitamin seperti vit. A yang dapat dimanfaatkan oleh anak yang baru lahir, lewat coloctrum bersama antibodi yang penting bagi kesehatan pedet.
- Agar tubuh induk dapat mengisi kembali vitamin-vitamin, mineral dll untuk kebutuhan induk sendiri sehingga kondisinya tetap kuat dan sehat walaupun mengalami masa laktasi yang kuat.
- Agar kondisi tubuh menjadi baik, sehingga akan memberikanjaminan kelangsungan produksi susu tetap baik dan bahkan dapat meningkat.
- Agar pertumbuhan dan kesehatan anak dalam kandungan terjamin.
Cara
Pengeringan:
- Pemerahan berselang
- Pemerahan tidak lengkap
- Pengeringan mendadak
b. Pemberian
Pakan
Tabel 1. Pemberian pakan induk yang sedang kering
v 7-10 hari menjelang melahirkan, pemberian konsentrat ditambah
sekitar 0,25-0,30 kg/ekor/hari (Steaming up).
v Induk bunting tua yang pernah
beranak 3,4 atau 5 kali tetapi pernah menderita milk fever, harus diberi
suntikan calcium barogluconate
12 jam sebelum melahirkan.
c. Pencegahan
Infeksi Mastitis
Pencegahan :
Ø Injeksi penniceline pada keempat puting pada induk yang habis
berproduksi atau akan memasuki masa kering.
Ø Menghindarkan lalat hinggap pada bagian puting.
Ø Menjaga puting agar selalu hygienis
d. Gerak
Badan
Ø Memperlancar aliran darah
Ø Kesehatan terjamin, bentuk dan posisi kuku bertahan normal sehingga
stamina sapi menjadi lebih baik.
2. Induk
menjelang Melahirkan..
A.
Tanda-tanda Induk yang Akan Melahirkan:
v Ambing membesar, keras dan kencang
v Gelisah
v Sering kencing
v Kaki belakang sulit digerakkan dan posisi kedua kaki agak terbuka ke
luar
v Vulva membesar
v Tubuh nampak memanjang, perut turun kebawah
v Jika putting dipijit, pertama-tama keluar cairan berwarna seperti
air kental kemudian berubah menjadi susu biasa.
B. Persiapan
kelahiran:
Menjelang melahirkan, peternak
harus mampu menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, hygienis, tenang dan
nyaman untuk memperlancar kelahiran, induk dan anaknya terhindar dari infeksi
penyakit.
C.
Menciptakan Kondisi dan Suasana yang Tenang:
v Mengupayakan kandang selalu dalam keadaan kering, bersih dan hangat.
v Membuat ukuran kandang yang cukup longgar agar sapi dapat bergerak
bebas.menjauhkan dari segala gangguan yang mengejutkan baik yang bersifat fisik
(benturan, dipukul, jatuh tergelincir dan kemungkinan kena tanduk); dan suara
gaduh.
v Memandikan induk bunting dengan larutan desinfektan untuk
menghindari organisme penyebab scours.
D. Kesulitan
dalam Kelahiran (Distokia)
Distokia sering terjadi pada
sapi FH, sapi yang selalu di kandangkan secara terus menerus, tidak pernah
dilepas untuk gerak badan, sapi yang terlalu muda, masa kebuntingan yang lama,
kelahiran kembar, infeksi uterus, kematian foetus dll.
Penyebab
Distokia..
1. Peyebab genetik:
* Hal ini terjadi akibat faktor induk yang
memiliki kecenderungan mengalami
distokia.
* Adanya gen-gen resesif pada induk dan
pejantan yang dapat menghasilkan foetus yang tidak sempurna.
2. Penyebab Tatalaksana dan Pakan:
a. Sapi dara
yang sedang tumbuh tetapi kekurangan zat
makanan, dapat menghambat pertumbuhan tubuh
dan pelvis.
Sapi yang
dikawinkan terlalu awal / muda
sapi terkurung
terus menerus dalam kandang.
3. Sebab Lain:
*Sapi yang alat reproduksinya (uterus kena
infeksi yang parah sehingga kemampuan berkontraksi hilang.
*Posisi foetus yang tidak benar di dalam
uterus, karena kai terlipat, leher terpuntir kesamping dll.
Cara
Mengatasi:
Secara genetis :
menghindakan perkawinan keluarga,
tetutama antara dua anak sapi sekandung.
Tatalaksana dan
Pakan:
v Pemberian pakan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sejak pedet,
dara dan dewasa (hidup pokok, pertumbuhan dan produksi).
v Mengurangi pemberian makanan yang berlebih khususnya pada sapi dara,
sebab dapat menimbulkan timbunan lemak yang berlebih disekitar uterus.
v Sapi betina sebaiknya dikawinkan setelah dewasa kelamin atau Bb
sekitar 300 kg.
v Memberikan exersize / gerak jalan pada sapi bunting.
Sebab lain:
v Induk dan pejantan yang akan dikawinkan harus dalam keadaan sehat
dan bebas dari segala infeksi penyakit.
v Menunda perkawinan sesudah kelahirkan, paling lama 60-90 hari
sesudah melahirkan.
v Bagi sapi yang melahirkan sering mengalami kelainan akibat kepala,
kaki terlipat dll, maka perkawinan berikutnya harus ditunda.
E. Pertolongan
kelahiran
v Injeksi still-bestrol (kelenturan leher rahim).
v Menarik pedet dengan tali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar