Gejala sakit:
- Suhu tubuh > 39 °c.
- Hidung kotor dan berlendir, sulit bernafas dan batuk.
- Membengkaknya tali pusar.
- Bagian pantat kotor oleh feses, berbau menyengat.
- Lesu, bulu kusut dan kasar serta perutnya buncit.
•
1. Acute Calf Septicemia
Merupakan penyakit ganas yang
menyerang pedet sekitar umur 3-5 hari setelah lahir. Gejala spesifik : diare dengan bau yang sangat menyengat dan berwarna abu- abu keputihan.
Gejala umum : kondisi pedet
lemah, dehidrasi, mata cekung dan nafsu
makan turun.
Penyebab : Virus dan Escherichia
coli (infeksi dari traktus intestinal).
Pencegahan :
•
Pedet segera diberi
colostrum
•
Tali pusar segera
didesinfektan
•
Pedet di vaksinasi
dengan antibakteri, serum atau antitoksin.
•
Pedet sakit segera
disilasi dan diobati.
Pengobatan : beri cairan elektrolit, antibiotik dan sulfa.
2. Common Calf Scours
Ø Peny.
ini jarang menyebabkan kematian tetapi menyebabkan vitalitas dan pertumbuhan
badan pedet menurun sehingga mempermudah terserang penyakit.
Ø Peny.
ini menyerang semua umur tetapi lebih banyak pada pedet selama masa menyusu.
Gejala :badan lemah,
mata suram,diare, dehidrasi dan telinga
menggantung.
Penyebab : makanan kasar yang
berlebihan, kandang basah dan peralatan
kotor.
Pencegahan :
- komposisi makanan/ ransum sesuai dengan umur ternak.
- kandang selalu kering dan bersih.
- semua peralatan yang digunakan harus bersih.
Pengobatan :
- Beri antibiotik dan sulfa
- Berikan larutan elektrolit.
- Jumlah pemberian air susu dikurangi sampai separuhnya.
•
3. Pneumonia
Peny. Pneumonia atau paru-paru
sering menyebabkan kematian pada pedet terutama umur 3-8 minggu.
Gejala : Demam, hidung
kotor dan berlendir, batuk, sulit bernafas,
nafas bau busuk, mata suram, badan lemah stres, dan nafsu makan hilang.
Penyebab : udara dingin,
kandang dan lingkungan yang lembab dan tidak berventilasi.
Pencegahan :
- Kandang dan lingkungan bersih, kering dan hangat.
- Pemberian pakan teratur, cukup kualitas dan kuantitas
- Pemberian antibiotik secara periodik selama masa menyusu.
Pengobatan : beri antibiotik dan sulfa, kandang
harus bersih, kering dan hangat.
PENYAKIT
PADA SAPI PERAH DEWASA
PENYAKIT
MENULLAR
KEGUGURAN
(BRUCELLOSIS)
Disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing, Brucella
abortus, pada sapi dan Brucella suis pada babi. Kambing
: 4 - 6 minggu terakhir dari kebuntingan, Sapi : kebuntingan 5 - 8 bulan.
Pada sapi perah, brucellosis dapat menyebabkan penurunan
produksi susu.
Gejala
Klinis :
Pada
kambing : keguguran antara 4 – 6 minggu terakhir kebuntingan
Sapi
: keguguran 5- 8 bulan kebuntingan dan majir, cairan janin keruh. Air susu
mengandung kuman, meskipun gejala klinis tidak terjadi.
Brucellosis
diikuti :
Bisa bunting, tapi tingkat kelahiran rendah,
pedet lahir mati, plasenta tertahan (retensi plasenta). Perubahan Pasca Mati
Penebalan
plasenta, Cairan janin keruh, coklat, darah, nanah. Pada pejantan : nekrosis
testes
Pencegahan
: Sanitasi
Hapus
hama terhadap sisa-sisa abortus, fetus dan plasenta dibakar, vagina diirigasi
dg antiseptik selama 1 minggu, Alat dan kandang didesinfeksi , Istirahat kawin,
pejantan yg mengawini dicuci preputiumnya dg antiseptik. Anak penderita disusui
induk lain
Pengobatan
Tidak ada yg efektif, krn senbuh sempurna
sulit dicapai, jg akan menyebabkn penderita menjd pengidap yg dpt membhykan
ternak lainnya.
ANTHRAX
Hospes : ruminansia
Penyebab
: Bacillus anthracis
Perdarahan
subkutan dan subserosa, bengkak limfa
Zoonosis
Kerugian
: kematian ternak, hilang prod daging, susu, kulit, tenaga kerja pembajak sawah.
Penyebab
Bacillus
anthracis
Berspora,
batang, susun tunggal atau berantai, berselubung, gram positif
Tahan
puluhan tahun di tanah
PENULARAN
Tdk
lazim menular dari ternak ke ternak secara langsung
Tanah
netral, berkapur cocok untuk pertumb kuman
Spora
terbawa burung liar pemakan bangkai.
Vektor
: lalat penghisap darah : Tabanus/lalat kandang
Rumput
di lahan tercemar mengandung spora
Adanya
luka mempercepat kejadian infeksi :
gigitan serangga
Ternak
lain memakan tepung tulang penderita
Mengkonsumsi
pakan, air tercemar
Memakan
daging (oral), pernafasan, luka pada
manusia
Gejala
Klinis
Per
akut, akut dan kronis
Perakut
: mati mendadak, perdarahan otak (2-6 Jam) : sesak napas (mortalitas : 100%)
Akut
: temperatur meningkat, gelisah, susah bernafas, kejang dan mati. Susu berwarna
sangat kuning atau kemerahan, bengkak tenggorok dan lidah (mortalitas : 90%). Kronis
: lepuh lokal terbatas pada lidah, trakhea.
Perubahan
Pasca Mati
Bangkai
Dilarang diautopsi
Bangkai
cepat busuk, sepsis, menggembung
Darah
hitam keluar dari lubang-lubang alami
Penyembulan
rektum disertai perdarahan
Pencegahan
Daerah
bebas antrax : pengaturan ketat lalu lintas ternak ke daerah tsb.
Daerah
wabah : vaksinasi setiap tahun. Sapi : 1 cc dan kb, db, bb, kd : 0,5 cc (sc)
Ambil
darah dari telinga untuk diagnosis pd hewan mati mendadak. Jangan bedah
bangkai, ambil salah satu daun telinga, bawa ke lab.
Penderita
mati, dibakar dikubur 2 meter, tutup kapur
Kulit
dan bulu dimusnahkan.
Pengobatan
Kombinasi
antiserum dengan antibiotik (PPG, streptomisin atau kombinasi keduanya)
TUBERKULOSIS
(TBC)
Merupakan
penyakit yang bersifat zoonosis.
Penularan
ke manusia dapat terjadi melalui konsumsi air susu sapi yang menderita
tuberkulosis.
Etiologi.
Mycobacterium
tuberculosis.
Simptom
Sapi
terlihat tampak kurus dan batuk-batuk, pernafasan terganggu
Bulu
kering dan tidak mengkilat.
Pengobatan
Sapi
yang menderita TBC tidak ekonomis, sehingga langkah terbaik yang dilakukan
adalah dengan di potong.
PENYAKIT
METABOLIK
MILK
FEVER
Penyakit
metabolik : kambing dan sapi
Ca
rendah, normal : 9 -12 mg/dl3-7 mg/dl
P
normal : 5-6 mg/dl < 1mg/dl
Faktor
Predisposisi :
bertambah tua
> 5 th : 20%
herediter
Sapi produksi susu tinggi
Kemauan makan sapi
Patogenesis
hormon steroid --- stress ---ketidakmampuan
hewan
dlm mengatur Ca tubuh ----- <<< Ca
Pengobatan
Suntikan
preparat Ca (boroglukonat calcicus) : 50 -100 ml pada kambing.
Sapi : 700-1300 ml/350 kg
BB
KETOSIS
SINONIM
;
acetonemia,
acetonuria, ketonemia,
ketonuria,
hypoglycemia
Glukosa
darah normal 40-60 mg/100 ml darah --- << 40-18 mg/100 ml (glycemia)
Keton,
normal 2-15 mg/100 ml darah --- > 15-75 mg/100 ml (ketonuria)
Sering
menyerang sapi perah pada hari ke 10-30 post partus.
Simptom
:
Beberapa
hari post partus
Diawali
dengan hilangnya nafsu makan dan hewan terlihat apatis (masa bodoh) dengan
sekitarnya.
Produksi
susu akan turun sampai hilang sama sekali.
Dalam
kondisi kronis ; <<< berat badan yang besar
Berjalan
sempoyongan dan jatuh.
Kesadaran
menghilang dengan pernafasan dangkal dan cepat
Terapi
:
Glukosa
40% : dosis 800 ml/350 kg berat badan secara intra vena (iv) atau sub
cutan (sc). Pada keadaan belum
terlihat adanya perbaikan setelah pemberian glukosa dapat diulang sampai tiga
(3) kali dengan selang waktu tiga (3) hari.
Pemberian
preparat ACTH/cortisone dapat dilakukan untuk memperbaiki metabolisme
karbohidrat dalam tubuh.
GRASS
TETANI
Sinonim
; Lactation Tetany
penyakit
metabolisme pada sapi perah atau sapi potong
Sering
pada sapi yang sedang bunting tua atau laktasi tinggi dan digembalakan pada
padang penggembalaan yang subur.
Kadar
Mg darah << 2-3 mg/100 ml
Etiologi
:
Rendahnya
Mg dalam darah (hypomagnecemia), yang disebabkan oleh keadaan malnutrisi
(konsentrat kekurangan unsur Mg) pada pakan.
Patogenesis
:
Sering
ditemui pada musim semi, jarang pada musim panas dan musim gugur. Berhubungan dengan kayanya hijauan dengan kalium
dan protein yang akan mengganggu absorbsi Mg pada tractus
digestivus. Protein tinggi di dalam
rumen akan dirombak menjadi amoniak yang tinggi ---- menghalangi penyerapan
Mg. Pada kondisi pH tanah yang rendah
(asam) juga akan mengakibatkan tanaman tidak mampu untuk mengabsorbsi Mg dari
tanah, sehingga kandungan Mg di tanaman menjadi rendah.
Simptom
:
Akut
; sapi akan gelisah, berjalan
sempoyongan dan kemudian jatuh.
Selanjutnya akan diikuti dengan apistotonus, konvulsi anggota
gerak, trismus, nystagmus,
dan respirasi cepat dan dalam, kadang-kadang respirasi berhenti untuk beberapa
menit lalu terjadi relaksasi.
Sub
akut ; sapi akan terlihat gelisah, ketakutan, dan tremor (kepala dan
anggota gerak). Kondisi ini dapat sembuh
atau berkembang menjadi akut.
Kronis
; tanda-tanda klinis tidak terlihat jelas, sapi anoreksia, produksi susu
rendah, tremor muskulorum terlihat
sekali-sekali. Kondisi ini bisa sembuh
atau meningkat ke kondisi yang lebih parah.
Terapi
:
MgSO4
20%, dosis 0.44 mg/kg IV/SC
Larutan
Magnesium laktat 3.3%, dosis 2.2 mg/kg dan magnesium glukonat 15%, dosis 4.4
ml/kg --- injeksi
Sinonim
; timpani rumen, meteorismus
Dijumpai
pd : sp, kb, db
Gas
berlebih dalam rumen menekan
diafragma dan sesak napas mati
Penyebab
Leguminosa
berlebih
Tanaman
berumur muda
Biji-bijian
halus.
Konsentrat
berlebihan
Rumput
yg dipupuk urea
Kondisi
ternak yg jelek
Gejala
Klinis
Ternak
gelisah
Sulit
bernapas
Perut
sebelah kiri membesar, bunyi drum
Masih
ada gerak rumen
Mulut
, mata kebiruan, kurang oksigen
Kematian
Terapi
Trokarisasi
Antibloat
Tradisional
: minyak goreng 100-200 ml, kayu putih/ atsiri (± 50 ml) ditambah air
hangat p.o
LAIN-LAIN
PROLAPSUS
UTERI
Kelainan,
penyembulan rahim ke luar, menggantung melalui vagina, setelah melahirkan.
Sapi
umur tua, > 4 th, kurang gerak, dikandangkan terus : penggantung rahim
kendur, lemah, rahim tidak kembali ke keadaan semula, seperti sebelum bunting.
Gejala
klinis : turun napsu makan, temperatur tinggi, peningkatan denyut nadi, selalu
merejan.
Jika
segera ditangani, bisa sembuh. Jika dibiarkan, tjd infeksi, keracunan.
RETENSI
PLASENTA
Terjadi
setelah melahirkan anak.
Banyak
terjadi pada sapi perah
Plasenta
anak, tetap bertahan, menempel pada plasenta induk.
Mengikuti
kejadian abortus, terutama yg terjadi setelah kebuntingan mencapai 5 bln.
Birahi
kembali setelah kelahiran akan diperpanjang.
PENYEBAB
RETENSI PLASENTA DAN GEJALA KLINIS
PENYEBAB
:
Akibat
infeksi uterus selama kebuntingan, kurang kontraksi uterus setelah pedet
dilahirkan.
Pakan
berlebihan energi pada sapi bunting tua (8-9 bln), melebihi 150% dari
kebutuhan.
GEJALA
KLINIS :
Sebagian
selaput janin menggantung keluar dari vulva 12 jam atau lebih setelah kelahiran
normal, abortus atau distokia.
Kadang-kadang
selaput fetus tidak keluar , tetap bertahan dalam uterus atau vagina.
PENANGANAN
RETENSI PLASENTA
Bisa
dilakukan : 24-36 jam setelah melahirkan
Sesudah
48 jam, sulit , karena uterus sudah menutup, sulit memasukkan tangan ke dalam
uterus.
Pengupasan
plasenta anak dari plasenta induk, sebelumnya dianastesi.
Suntikan
hormon oksitosin, dosis 100 IU, melalui sc atau im atau dengan
dietilstilbestrol dalam minyak sebanyak 15 – 60 mg (im), diulangi selama 4 hr.
MASTITIS
Nama
lain ; Radang ambing
Disebabkan
kuman
2
macam jenis mastitis : klinis dan subklinis
Kuman penyebab telah resisten thd tetrasiklin (37,46%),
ampisillin (25%) dan gentamisin (21,87%) (Salasia dkk, 2005).
Kerugian
: menurunkan produksi air susu, meningkatkan ongkos perawatan, pengobatan,
meningkatkan air susu yang terbuang, meningkatkan penggantian sapi, pedet
mati/tumbuh lambat.
FAKTOR
-2 MASTITIS
FAKTOR
KUMAN
Jenis : Streptococcus
agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepidemicus, Staphylococcus
aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa
Jumlah
dan keganasan
Kuman
masuk melalui lubang keluar susu pd puting (spincter), beberapa saat setelah
pemerahan, karena saat itu spincter masih terbuka, sel darah putih,
antibodi juga habis, ikut terperah.
FAKTOR2
MASTITIS
FAKTOR
TERNAK
Bentuk
ambing yg terlalu menggantung
Puting
dengan spincter kendur, lubang puting terlalu lebar
Letak
kuartir : kiri belakang (34,3%), kanan depan (30,1%)
Umur
Produksi
Bangsa
: sapi persilangan lebih besar dr pd sapi lokal.
AKUT
: kebengkakan ambing, panas saat
diraba, rasa sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Air susu berubah
sifat, seperti : pecah, bercampur endapan atau jonjot fibrin, reruntuhan sel
maupun gumpalan protein. Ternak masih mau makan dan suhu tubuh masih normal.
KRONIS : infeksi berlangsung lama, dari suatu periode
laktasi ke periode berikutnya. Proses berakhir dengan atropi kelenjar mammae.
PENCEGAHAN
Dipping
puting setelah pemerahan dengan antiseptik : alkohol 70 %, Chlorhexidine 0,5%, kaporit 4% dan Iodophor
0,5 – 1%, biosid 3000 IU (3,3
mililiter/liter air).
Air susu pancaran pertama saat pemerahan ditampung di strip
cup dan diamati terhadap ada tidaknya mastitis.
Pengobatan Mastitis
Lincomycin, Erytromycin dan Chloramphenicol
Desinfeksi puting dengan alkohol dan infusi antibiotik
intra mamaria
Injeksi kombinasi penicillin, dihydrostreptomycin,
dexamethasone dan antihistamin
Streptococcus sp masih bisa diatasi dengan penicillin, karena Streptococcus
sp masih peka terhadap penicillin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar