Kamis, 05 Januari 2012

penyakit kecacingan pada ternak ruminansia

KECACINGAN PADA RUMINANSIA Fasciolosis Bersifat kronis pada sapi dan kerbau Bersifat akut pada domba dan kambing Kerugian akibat fasciolosis ditaksir 20 Milyard rupiah / tahun yang berupa : penurunan berat badan dan terhambatnya pertumbuhan, hati terbuang, kematian, penurunan tenaga kerja serta penurunan daya tahan tubuh. Etiologi Fasciola sp. (fasciola gigantica) hidup di dalam hati dan saluran empedu serta memakan jaringan hati dan darah. IS Siput genus Lymnaea rubiginosa Hewan Rentan sapi, kerbau, kambing dan ruminansia lain Siklus hidup Gejala Klinis Konstipasi dengan tinja yang kering. Infeksi berat sering kali terjadi mencret produktivitas dan gangguan pertumbuhan. Infeksi akut (Domba dan kambing) --- kematian mendadak dengan darah keluar dari hidung dan anus seperti anthrax. Infeksi kronis ; ternak malas, tidak gesit, << makan, selaput lendir pucat, busung (edema) di antara rahang (Bottle Jaw) bawah, bulu kering dan rontok, perut besar dan sakit, serta ternak kurus dan lemah Patologi anatomi Kasus akut ; pembendungan dan pembengkakan pada hati, ptechie pada permukaan dan sayatan hati, kantong empedu dan usus mengandung darah. Kasus kronis ; penebalan dinding saluran empedu, terdapat parasit dan seringkali batu, disamping itu ditemukan pula anemia, kekurusan dan hati mengeras (sirosis hati). Diagnosis Berdasarkan pada gejala klinis Identifikasi telur cacing di bawah mikroskop Pemeriksaan pasca mati pd ternak mati. Pencegahan Pemberantasan siput (pemeliharaan itik/bebek) Tidak menggembalakan ternak di daerah selokan (genangan air) dan rumput jangan diambil dari daerah sekitar selokan. Pengobatan Albendazole, dosis ; 10 - 20 mg/kg BB (Hati-hati dengan ternak bunting pada trimester pertama ----- abortus) --- PO Fenbendazole 10 mg/kg BB lebih aman pada ternak bunting --- PO Nitroxinil 0,4 ml/kg BB ---- SC Pengobatan dilakukan tiga kali setahun. Nematodosis Penyakit yang disebabkan oleh cacing Nematoda atau cacing gilig Di dalam saluran pencernaan (gastro intestinal), cacing menghisap sari makanan induk semang, menghisap darah/cairan tubuh atau bahkan memakan jaringan tubuh. Dalam jumlah besar dalam usus menyebabkan obstruksi usus serta menimbulkan berbagai macam reaksi tubuh sebagai akibat toksin yang dihasilkan. Haemonchosis Etiologi Cacing Haemonchus contortus Panjang cacing Haemonchus contortus betina 18 – 30 mm dan jantan 10 – 20 mm. Pada cacing betina secara makroskopis usus yang berwarna merah berisi darah saling melilit dengan uterus yang berwarna putih. Cacing dewasa berlokasi di abomasum domba dan kambing. Siklus Hidup Siklus hidup Nematoda pada ruminansia bersifat langsung, tidak membutuhkan hospes intermediet. Cacing dewasa hidup di abomasum --- produksi telur. Telur dikeluarkan bersama feses. Pada kondisi sesuai, telur menetas dan menjadi larva. Larva stadium L1 --- L2 --- L3 (stadium infektif). Larva infektif menempel pada rumput yang dikonsumsi domba. Selanjutnya larva dewasa di abomasum. Kerugian Haemonchus mengkonsumsi 0,049 ml darah/ekor/hr ; menyebabkan anemia. 3 tahap Anemia ; 1. 3 minggu pasca infeksi ; ternak kehilangan darah dalam jumlah besar (tahap akut) 2. 3 – 8 minggu pasca infeksi ; kehilangan darah dan zat besi berlangsung terus tetapi diimbangi oleh kegiatan eritropoetik 3. Terjadi kelelahan sitem eritropoetik yang disebabkan oleh kekurangan besi dan protein (tahap kronis). Gejala Klinis Anemia, kehilangan darah dan kerusakan usus. Busung di bawah rahang Diare, pd kambing kadang-kadang mati sebelum diare muncul. Penurunan berat badan, pertumbuhan yang jelek dan penurunan produksi susu. Diagnosis Berdasarkan gejala klinis Identifikasi telur-telur cacing di bawah Mikroskop Bedah bangkai pada ternak yang mati Pencegahan Tidak menggembalakan ternak terlalu pagi Pemotongan rumput sebaiknya dilakukan siang hari Pengobatan secara teratur dan mengurangi pencemaran tinja terhadap pakan dan air minum. Pengobatan Kelompok benzilmidazole ; albendazole dosis 5 – 10 mg/kg berat badan, mebendazole dosis 13,5 mg/kg berat badan dan thiabendazole dosis 44 – 46 mg/kg berat badan. PERHATIAN Albendazole tidak digunakan pd trimester pertama kebuntingan. Mebendazole dan thiabendazole aman untuk ternak bunting Thiabendazole sering menyebabkan resistensi. Toxocara vitulorum (Neoascaris vitulorum) Dapat melintasi hati, paru-paru dan plasenta. Ukuran panjang cacing betina 30 cm dan lebar 25 cm Warna kekuning-kuningan Telur agak bulat dan berdinding tebal. Habitat ; Usus kecil Sapi dan Kerbau Siklus Hidup Cara Penularan Termakan telur atau tertelan tanpa sengaja Melalui plasenta fetus Melalui kolustrum waktu menyusu induknya. Gejala Klinis Pedet sapi atau kerbau terjadi diare dan ternak menjadi kurus. Anak sapi yang hidup mengalami gangguan pertumbuhan. Pengobatan dan pencegahan Piperazin. Pengobatan teratur pada anak sapi dan menjaga kebersihan kandang merupakan tindakan pencegahan. Oesophagostomum sp.(cacing bungkul) Habitat ; usus besar kambing larva menyebabkan bungkul-bungkul di sepanjang usus besar. Ukuran rata-rata cacing bungkul dewasa betina 13,8 – 19,8 mm dan Jantan 11,2 – 14 5 mm. Gejala klinis ; kambing kurus, napsu makan hilang, pucat, anemia dan kembung. Tinja berwarna hitam, lunak bercampur lendir atau darah segar. Bunostomum sp (cacing kait) Habitat ; usus halus kambing dan domba. Panjang jantan 12 – 17 mm dan betina 19 – 26 mm. Bagian ujung depan (kepala) cacing membengkok ke atas (seperti kait). Menempel kuat pada dinding usus. Memakan jaringan tubuh dan darah, sehingga walau jumlah Sedikit dapat memperihatkan gejala klinis yang nyata. Gejala klinis ; anemia, kurus, kulit kasar, bulu kusam, napsu makan turun, tubuh lemah. Tinja lunak, warna coklat tua. Trichostrongylus sp (cacing rambut) Habitat ; Usus halus kambing dan domba Ukurannya sangat kecil dengan ketebalannya seperti rambut, dgn panjangnya < 10 mm. Telur cacing yang keluar bersama feses berkembang menjadi larva dengan suasana yg mendukung (kelembaban, suhu, oksigen cukup) Pada tumpukan feses larva akan berkembang menjadi larva infektif. Di tempat penggembalaan larva hidup sampai 6 bulan. Kekebalan Bergantung beberapa faktor ; umur, kualitas pakan, genetik dan pengaruh luar (pemberian obat-obatan). Kambing muda dan kualitas pakan yang jelek akan lebih peka terhadap serangan cacing. Gejala klinis Pertumbuhan terhambat Mencret dengan warna feses hijau kehitaman, Kurus dan diakhiri kematian. Penularan Tertelan telur berembrio di rumput-rumputan atau dengan cara menelan larva infektif atau larva menembus kulit. Cestodosis Etiologi Moniezea sp Hewan rentan ; kambing dan domba Panjang tubuh 600 cm dan lebar 1 – 6 cm. Bentuk cacing pipih, bersegmen dan berwarna putih kekuningan. Jarang menimbulkan masalah, kecuali pd anak kambing yang sangat muda dan dalam jumlah yang besar. Tungau digunakan sebagai inang antara bagi cacing. Siklus Hidup Cacing pita dewasa dlm usus melepaskan segmen masak bersama feses --- pecah --- melepaskan telur. Telur dimakan tungau tanah (hidup pada akar tumbuhan) ---- menetas menjadi larva ---- Tungau dimakan Kambing/domba bersama-sama akar tanaman, sehingga larva akan tertelan --- dewasa di usus. Gejala Klinis Badan kurus Bulu kusam Selaput mata terlihat pucat Anemis Terdapat gejala edema dan mencret. Biasanya potongan segmen yang matang keluar bersama tinja atau kadang menggantung di anus. Diagnosis Terlihatnya segmen yang menggantung di anus atau adanya potongan segmen cacing bersama feses dan disertai dengan gejala klinis Apabila potongan cacing tidak ditemukan, maka diagnosis didasarkan dengan pemeriksaan telur cacing di bawah mikroskop. Pencegahan Pemberantasan inang antara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar