Selasa, 03 Januari 2012

pengukuran kadar serat kasar pada rumput gajah

PENDAHULUAN Latar Belakang Serat makanan adalah bagian dari pangan nabati yang tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dalam usus, meliputi polisakarida, oligosakarida, lignin serta komponen nabati terkait lainnya. Ada dua jenis serat berdasarkan keterlarutannya dalam air yaitu serat yang larut serta yang tidak larut dalam air. Serat yang larut antara lain pectin dan gum, sedangkan yang tidak larut antara lain selolusa dan lignin. Serat kasar yang sebagian besar terdiri dari selulosa dan lignin hamper seluruhnya tidak dapat dicerna oleh unggas. Bahan-bahan makanan yang mengandung serat kasar tinggi mempunyai nilai energi yang rendah, kecuali bila bahan-bahan makanan tersebut juga mengandung lemak yang tinggi. Butir-butiran yang relatif mengandung karbohidrat dan pati yang dapat dicerna merupakan sumber energi yang baik. Jagung mengandung serat kasar yang rendah dan relatif kaya akan lemak yang tidak jenuh. Serat kasar berisi selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa adalah komponen dalam dinding sel tanaman dan tdak dapat dicerna oleh hewan-hewan (berperut tunggal) monogastrik. Sedang hewan-hewan ruminansia karena mempunyai zat-zat jasad renik, maka ternak itu mempunyai kemampuan yang lebih untuk mencernakan selulosa dan hemiselulosa, yaitu secara enzimatik. Lignin bukan termasuk dalam golongan hidrat arang, tetapi berada dalam tanaman dan merupakan bagian atau kesatuan dalam karbohidrat. Juga zat ini bersama-sama selulosa membentuk komponen yang disebut lingo-selulosa, yang mempunyai koefisien cerna sangat kecil. Pada tanam-tanaman muda kandungan lignin rendah tetapi akan bertambah dengan bertambahnya umur tanaman dan mencapai level tertinggi pada saat tanaman sudah dewasa. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar serat kasar yang terdapat pada rumput.
TINJAUAN PUSTAKA Kadar serat kasar terendah bila tanaman masih sangat muda dan cenderumg naik kadar serat kasarnya bila tanaman makin tua. Tanaman tua mengandung serat kasar lebih tinggi dari pada tanaman yang lebih muda. Batang yang dipanen bijinya, yang disebut jerami, hanya terdiri dari bahan penyokong tanaman saja, sehingga kadar serat kasarnya lebih tinggi disbanding tanaman secar keseluruhan. Pada umumnya, kadar serat kasar tanaman makin tinggi, pencernaannya makin lama dan nilai produktifnya rendah. (Tillan, 1984). Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding sel tumbuhan, dan tidak dapat dicerna/sedikit oleh hewan-hewan monogastrik. Hewan ruminansia mempunyai mikroorganisme rumen, memiliki kemampuan untuk mencerna selullosa dan hemiselulosa (Santoso, 1987). Kandungan serat kasar pada rumput 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga rumput tidak dapat digunakan berlebihan (G. Josept, 2009). Dalam menyusun ransum, selulosa diistilahkan dengan nama serat kasar. Selulosa merupakan kelompok organic dalam tumbuh-tumbuhan diduga terdiri dari selulosa. Meskipun selulosa dan pati adalah polisakarida yang terdiri dari unit-unit glikogen, ternak hanya mempunyai enzim yang dapat menghidrolisa pati. Karenanya selulosa tidak dapat dicerna sama sekali. Selulosa terdapat terutama di dalam dinding sel dan bagian tumbuh-tumbuhan yang berkayu (Anggorodi, 1985). Selulosa adalah polimer dari glokusa dalam ikatan β 1-4. oleh hewan ruminansia, karbohidrat ini tiak dapat dicerna. Walupun pemecahan selulosa belum jelas, tetapi dikenal ada tiga tahap pemecahan selolusa yaitu: 1. anyaman fiber (serat kasarnya) sudah lebih basah dan renggang oleh kerja enzim selolusa. 2. selolusa dipecah menjadi disakarida sellubiosa secara step-wise cleavage. 3. adalah hidrolisis sellobiose menjadi glokosa (Prawirokusumo, 1994) Pati adalah polisakarida dari heksosa yang mudah dicerna dan merupakan sumber energi yang baik. Sedang selulosa, yang juga berisi heksosa, tetapi sukar dicerna dan merupakan sumber energi yang rendah. Serat kasar berisi selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa adalah komponen dalam dinding sel tanaman dan tidak dapat dicerna oleh hewan-hewan berperut tunggal (monogastrik). Sedang hewan-hewan ruminansia karena mempunyai zat-zat jasad renik, maka ternak iitu mempunyai kemampuan yang lebih untuk mencernakan selulosa dan hemiselulosa, yaitu secara enzimatik.(G. Josept,2009) BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah dedak, H2SO4 0,255 N, NaOH 0.313 N, air dan ethyl alkohol 95% Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beaker glass 600 ml, saringan dari linen, serat gelas (glass wol), allat penyaring bucher atau gooch crucible, desikator, tanur, dan timbangan analitik. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 Desember 2009 dimulai pada pukul 12.25 WITA. Bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Prosedur kerja Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Menimbang sample ± 2 gram, kemudian dimasukkan dalam beaker glass 600 ml. ditambah 150 ml H2SO4 1,25 % dipasang pada pemanas serta pendingin dialirkan, kemudian didihkan selama 30 menit. 2. Kemudian disaring melalui saringan linen . hasil saringan dimasukkan ke dalam beaker glass dengan mencuci saringan linen. 3. Beaker glass dicuci, hasil saringan dimasukkan ke dalam beaker glass ditambah 150 ml NaOH 1,25 % dan dididihkan selama 30 menit. 4. Kemudian disaring melalui saringan linen dan serat gelas dengan menggunakan Gooch Crucible. Dicuci dengan beberapa ml air panas dan kemudian dengan 15 ml rthyl alcohol 95%. 5. hasil saringan (termasuk serat gelas) dimasukkan pada alat pengering dengan suhu 105 0 C selama 1 malam, kemudian dimasukkan kedalam deskator selama satu jam. Setelah dingin ditimbang (y gram). 6. Dipijarkan di dalam verasing oven pada suhu 550 0C selama 2 jam, atau sampai berwarna putih seluruhnya (bebas karbon). 7. Dikeluarkan dan dipijarkan beberapa menit sampai suhunya turun menjadi kurang lebih 120 0C. kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 1 jam, setelah dingin ditimbang (z gram). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Data hasil penetapan kadar serat kasar pada dedak Sampel Berat sampel (Gram) Oven 105ºC Tanur 550ºC Dedak 2,0005 29,6716 29,5230 Perhitungan: Di ketahui : x = 2.0005, y = 29,6716, z = 29,5230 Kadar serat kasar = y – z x 100% x = 29,6716 – 29,5230x 100% 2,0005 = 7,43% Pembahasan Dibandingkan dengan sampel yang lain dedak memiliki nilai diantara sampel rumput king gress dan pakan jadi (pakan ayam petelur). Bila diperhatikan pada sampel rumput nilai yang didapat lebih kecil dari sampel dedak, ini disebabkan pada rumput yang dipergunakan adalah rumput yang masih muda kadar air yang terdapat didalamnya masih banyak dan kadar serat kasar kurang biladibandingkan dengan dedak, ini dapat dilihat pada tekstur dedak yang kering. Tapi bila dedak dibandingkan dengan pakan jadi nilai pada dedak masih kalah dengan nilai kadar serat kasar pada pakan jadi, dan bila dilihat dari teksturnya kembali, pakan jadi lebih terasa kering bila dipegang dan nilai pada pakan jadi memang direkayasa sedemikian rupa agar mencapai standar untuk menjadipakan ternak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. 2. Selulosa adalah polimer dari glokusa dalam ikatan β 1-4. 3. Serat kasar (crude fiber) yang biasa digunakan dalm analisa proksimat bahan pangan 4. Serat kasar merupakan sisa bahan makanan yang telah mengalami proses pemanasan dengan asam kuat dan basa kuat selama 30 menit. 5. Analisis proksimat membagi kerbohidrat menjadi dua komponen yaitu: serat kasar dan BETN. 6. Kadar serat kasar pada dedak adalah 7,43%. Saran Agar diperoleh hasil seperti yang diinginkan, maka dibutuhkan ketelitian, karena kesalahan seperti itu bisa mengakibatkan kekeliruan yang fatal. Oleh karena itu, ketelitian dan kecermatan sangat di perlukan dalam hal ini. Alangkah baiknya sebelum melakukan percobaan, periksalah terlebih dahulu kelengkapan alat-alat yang akan digunakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar