Selasa, 03 Januari 2012

pengukuran kadar protein kasar pada rumput gajah

PENDAHULUAN Latar Belakang Protein merupakan suatu polipeptida dengan BM yang sangat bervariasi dari 5000 sampai lebih dari satu juta karena molekul protein yang besar, protein sangat mudah mengalami perubahan fisis dan aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang menyebabkan perubahan sifat alamiah dari protein seperti panas, asam, basa, solven organik, garam, logam berat, radiasi sinar radioaktif. Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dn pengatur. Protein adlaah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Padi adalah makanan pokok penduduk di Asia dan beberapa negara di Afrika dan Amerika Latin (sekitar dua pertiga dari populasi penduduk dunia). Asia menghasilkan dan mengkonsumsi sekitar 90% dari produksi dan konsumsi beras dunia. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar protein kasar yang terdapat pada rumput. TINJAUAN PUSTAKA Semua zat makanan yang mengandung nitrogen termasuk didalamnya protein murni disebut protein kasar. Dalam analisis proksimat, protein kasar dihitung berdasarkan kdar N dalam bahan yang diselidiki dikalikan 6,25% (%N x 0.25). pengalian 6,25 itu berdasarkan kenyataan bahwa protein rata-rata mengandung 16% N (Santoso, 1987). Protein merupakan materi penyusun dasar dari semua jaringan tubuh yang dibentuk misal otot, sel darah, untuk pertumbuhan rambut yang baik, kuku, tanduk, dan tulang. Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetal. Sejak jaringan masih hidup pada tingkat dinamis, dan sedang mengalami degenerasi yang tetap, juga dibutuhkan protein. Nutrisi ini pun diperlukan untuk pertumbuhan wool dan produksi susu, daging dan telur yang optimal. Lagi pula, sebagian besar enzim dan hormone komposisi dasarnya adalah protein. Oleh karena itu, pemberian protein bagi ternak harus dilakukan secara berkesinambungan (setiap hari) melalui makanan untuk pertumbuhan, pergantian sel dan produksi lainnya. Jika protein yang diberikan tidak cukup, akan menyebabkan pertumbuhan ternak yang tidak normal. Bila keadaan ini berlanjut, ternak tersebut akan mati (Santoso, 1987). Secara garis besar klasifikasi protein adalah sebagai berikut: a. Protein berbentuk bulat (globular protein) contoh: albumin, glutilin, prolamin atau gliadin, histon dan protamin. b. Protein berbentuk serat kasar (fibrous protein) contoh: kolagen, elastin, dan keratin. c. Protein gabungan (kunjugatet protien) contoh: nucleoprotein, mukoid, munoprotien, glikoprotein, lipoprotein, dan kromoprotien (Wahyu,1985). Protein diperlukan dalam semua proses kehidupan. Kuda lebih banyak membutuhkan perhatian pada kualitas dari pada kualitas protein meskipun ia bukan ruminan, kuda adalah herbivore bukan ruminan. Hal tersebut disebabkan karena adanya beberapa proses sintesis oleh mikroorganisme, terutama di daerah sekum dari saluran pencernaan. Dengan kata lain, untuk melengkapi kekurangan kualitas protein di dalam rumen, cukup ditambahkan sumber protein nabati yang harganya relatif lebih murah. Hal ini bukan berarti bahwa ternak ini tidak mempunyai daya tanggap terhadap pemberian protein yang berkualitas baik, seperti yang diterangkan oleh beberapa peneliti (Parakkasi, 1986). Kebutuhan protein untuk pemeliharaan relative adalah rendah karena itu kebutuhannya tergantung terutama pada jumlah yang diperlukan untuk kebutuhan produksi. Untuk mencukupi kebutuhan protein sesempurna mungkin, asam-asam amino esensial harus disediakan dalam jumlah yang tepat dan jumlah kadar nitrogen dalam ransum harus cukup serta dalam keadaan yang baik untuk memungkinkan sintesis asam-asam amino nonesensial (Anggorodi, 1985). Dealkam analisis bahan makanan ternak, dipakai istilah protein kasar, protein murni, dan non-protien (NPN). Protein kasar mengandung kedua senyawa protein murni dan senyawa NPN. Protein murni mewakili nitrogen yang ditemukan terikat dalam ikatan-ikatan peptide untuk membentuk protein, sedangkan senyawa NPN adalah N berasal dari senyawa bukan protein dan tanaman termasuk asam amino, nitrogen lipide, amine-amine, amide-amide, ppurine-purine, pirimide-pirimide, nitrat-nitrat, alkaloid-alkoloid dan vitamin-vitamin (Tillan, 1984). Protein kasar atau crude protein adalah kandungan protein suatu bahan pakan/pangan dengan mengalikan 6,25 dengan kandungan nitrogennya. Kandungan N suatu bahan pakan dapat diketahui dari analisis proksimat yaitu dengan cara Kjeldahl analisis. Crude protein tidak hanya mengandung true protein atau asam amino saja, tetapi juga mengandung non-protein nitrogen. Oleh karena itu kualitas protein suatu bahan pakan tidak boleh hanya dillihat dari tinggi rendahnya kandungan protein kasarnya (Prawirokusumo, 1994). BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah dedak, asam sulfat pekat, NaOH teknis 50 %, asam borax 0,1 N, HCl 0,1 N, kjeltab K2SO4, dan indikator mix. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Timbangan analitik, alat destruksi, Erlenmeyer, dan alat destilasi. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 Desember 2009 dimulai pada pukul 12.25 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Prosedur kerja Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: A. Destruksi Timbang sample sebanyak 0,5 gram, masukkan ke dalam tabung destruksi, tambahkan 2 gram K2SO4, tablet kjeltab, dan 20 ml asam sulfat pekat. Hidupkan kompor destruksi, lalu tempatkan tabung-tabung destruksi pada lubang yang ada pada kompor, kemudian hidupkan pendingin. Skala pemanas dimulai dari skala kecil dulu, kemudian setelah kurang lebih 1 jam tambahkan skala dan seterusnya hingga menunjukkan skala 9. Destruksi diakhiri bila larutan berwarna jernih, kemudian dinginkan dan larutan siap didestilasi. B. Destilasi Encerkan larutan hasil destruksi dengan 75 ml aquadest. Isi Erlenmeyer dengan 50 ml larutan penampung yang berisi asam borax dan indikayor mix. Pasang penampung dan tabung destilasi pada alat destilasi. Hidupkan air pendingin dan tekan tombol hingga menyala hijau. Tekan kebawah dispensing untuk memesukkan NaOH 50% 15 ml ke dalam tabung tersebut. Turunkan handle steam ke bawah, hingga larutan yang ada di dalam tabung mendidih. Destilasi diskhiri setelah destilat mencapai 40 ml dan berwarna hijau Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 % hingga destilat kembali kewarna asal. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Data hasil penetapan kadar serat kasar Sampel Berat Sampel (gram) Oven 105oC Oven 550oC Kadar Serat Kasar Dedak 2,0005 29,6716 29,5230 7,43 % Perhitungan: Kadar serat kasar = y – z x 100% x = 29,6716 – 29,5230 x 100% 2,0005 = 7,43% Pembahasan Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Hanya dua puluh asam amino yang lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan, namun keduapuluh asam amino ini dapatr digabungkan menurut berbagai cara, membentuk otot, urat, kulit, kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzim, antibody, dan banyak hormon. kebutuhan protein ternak adalah dalam bentuk protein kasar dan protein kasar tercerna atau apparent digestible protein dalam saluran pencernaan secara global. Protein yang siap dicerna/diabsorbsi berasal dari protein pakan yang tidak terdegradasi dan protein mikro organisme yang disintesis dalam tubuh ternak. Yang disebut protein kasar adalah semua ikatan yang mengandung nitrogen/N yang dapat dibagi dalam: a. Protein sesungguhnya (“true-protein”), b. Zat-zat yang mengandung N tapi bukan protein (“non-protein nitrogen”), misal amida-amida atau asam amino alkaloid-alkaloid, garam-garam ammonium, dan sebagainya. Protein yang tinggi kualitasnya adalah protein yang mempunyai kandungan asam amino esensial dalam jumlah yang cukup. Tetapi karena setiap pakan mengandung imbangan tertentu asam amino esensial dan nonesensial, maka lebih baik untuk ternak adalah masukan asam amino yang sepadan dengan kebutuhan di dalam tubuh suatu hewan. Oleh karena itu pakan ynag baik adalah campuran asam-asm amino yang dikonsumsi (intake amino acid balance). Semua protein besifat kolodial dan daya larutnya dalam air berbeda, berkisar dari tidak larutnya keratin sampai larutnya albumin. Protein-protien yang larut dapat diendapkan dari larutan dengan penambahan garam seperti NaCl dan prosesnya disebut salting out (penggaraman untuk mengeluarkan). Asam-asam amino dalam ikatan peptide tidak tanggap terhadap reaksi asam basa. Namun terdapat beberapa gugus amino dan karboksil bebas dalam system protein mempunyai titik isoelektrik karakteristik dan tiap protein dapat bertindak sebagai buffer. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Protein merupakan materi penyusun dasar dari semua jaringan tubuh yang dibentuk 2. Pemberian protein bagi ternak harus dilakukan secara berkesinambungan (setiap hari) melalui makanan untuk pertumbuhan, pergantian sel dan produksi lainnya. 3. Protein kasar adalah semua ikatan yang mengandung nitrogen atau N. 4. Protein yang tinggi kualitasnya adalah protein yang mempunyai kandungan asam amino esensial dalam jumlah yang cukup. 5. Kadar protein kasar rumput yaitu 5,2347 %. Saran Agar diperoleh hasil seperti yang diinginkan, maka dibutuhkan ketelitian, karena kesalahan seperti itu bisa mengakibatkan kekeliruan yang fatal. Oleh karena itu, ketelitian dan kecermatan sangat di perlukan dalam hal ini. Alangkah baiknya sebelum melakukan percobaan, periksalah terlebih dahulu kelengkapan alat-alat yang akan digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar