Selasa, 03 Januari 2012

pengukuran kadar air pada rumput gajah

PENDAHULUAN Latar Belakang Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia, , karena pakan yang dikonsumsi oleh sapi, kerbau, kambing, dan domba sebagian besar dalam bentuk hijauan, tetapi ketersediaannya baik kualitas, kuantitas, maupun kontinyuitasnya masih sangat terbatas. (Reksohadiprodjo, 1995) Petani pada umumnya memberikan pakan pada ternak tidak ditentukan jumlahnya, sehingga masih kurang atau terlalu banyak sisa terbuang. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk mengoptimalkan penggunaan pakan yang diberikan pada ternak tersebut. Optimalisasi dan efesiensi tersebut dapat dilakukan apabila diketahui besarnya kandungan nutrient, konsumsi, dan kecernaan bahan pakan tersebut. Tipe evaluasi pakan pada prisipnya ada 3 yaitu metode In vitro, Insacco, In vivo. Tipe evaluasi pakan In vivo merupakan metode penentuan kecernaan pakan menggunakan hewan percobaan dengan analisis pakan dan feses. Pencernaan ruminansia terjadi secara mekanis, fermentative, dan hidrolisis (Mc Donald et al. 1995).Dengan metode Invivo dapat diketahui pencernaan bahan pakan yang terjadi di dalam seluruh saluran pencernaan ternak, sehingga nilai kecernaan pakan yang diperoleh mendekati nilai sebenarnya. Koefisien cerna yang ditentukan secara In vivo biasanya 1% sampai 2 % lebih rendah dari pada nilai kecernaan yang diperoleh secara In vitro.(Tillma, 1991) Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam bahan pakan dalam praktikum ini bahan pakan yang digunakan adalah dedak. TINJAUAN PUSTAKA Hewan memperoleh air dari tiga sumber. Pertama-tama adalah air yang diminm oleh hewan tersebut. Kedua adalah air yang ditelan sebagai bagian dari vahan makanan. Ketiga adalah air yang dikenal sebagai air metabolik, berasal dari pemecahan glukosa (suatu karbohidrat), lemak dan protein. Air metabolik adalah air utama bagi hewan selama musim dingin (tidur atau istirahat selama musim dingin) (Prawirokusumo, 1993). Air adalah zat gizi yang tersedia relatif ckup banyak, sangat diperlukan oleh ternak dan biasanya juga yang termurah. Tubuh ternak mengandung tinggi kadar air. Pada saat embrio kandungan air tertinggi dapat mencapai 95% lalu turun pada saat lahir dan secara bertahap terus turun dengan bertambahnya umur ternak (Prawirokusumo, 1993). Ayam memperoleh air melelui pengambilan air minumdan air yang terdapat dalam vahan makanan. Sebagai tambahan produksi air dalam tbuh yang tetap terjadi sebagai salah satu hasil akhir oksidasi karbohidrat, lemak dan protein. Unta dan domba memperoleh air yang dibutuhkan dala jumlah yang banyak sekali dari air yang terdapat dalam makanannya atau air yang dihasilkan dari proses metabolisme makanan ( Parakksi,1985) Banyaknya bahan kering dalam suatu bahan makanan adalah berat badan makanan tersebut apabila kadar air telah diuapkan di dalam oven yang bertemperatur 105 derajat Celsius minimal 4 jam. Dalam bahan kering tersebut terdapat zat-zat makanan protein, karbohidrat, lemak, beberapa vitamin dan mineral. Pada umumnya hay dan biji-bijian mengandung bahan kering antara 85 – 90 persen (Parakkasi,1983). Pada penentuan kadar air pakan ayam digunakan metode oven atau pengeringan SNI 01-2891-1992 yaitu mengeringkan bahan didalam oven selama 3 jam terlebih dahulu dengan suhu 105ÂșC. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kadar air dalam pakan ayam 10,06%, berarti nilai tersebut memenuhi persyratan mutu yaitu 14% (Momon, 2009). Botol timbang dikeringkan terlebih dahulu selama 1 jam dalam oven pada suhu 105°C, lalu didinginkan dalam eksikator dan kemudian beratnya ditimbang (x). Sampel ditimbang seberat 5 gram (y), dimasukkan ke dalam botol timbang, kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 4 – 6 jam pada suhu 105°C, lalu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang kembali. Pekerjaan ini diulang sampai 3 kali, hingga dicapai berat konstan (z). Adapun rumus penentuan kadar air sebagai berikut: kadar air = x 100% Kadar bahan kering sampel dapat diketahui dengan rumus : Bahan kering (BK) = (100 – Kadar Air) % (Yongki, 2009) BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah dedak Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah vochdoos, desikator, tang penjepit, oven, dan timbangan analitik. Waktu dan tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Desember 2009 pada pukul 12.00-13.40 Wita di Laboratorium Nutrisi Ternak Dasar Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Prosedur Kerja 1. Vochdoos yang sudah bersih dikeringkan di dalam oven (pengering) pada suhu 1050C selama 1 jam, dengan tutup dilepas. 2. Mendinginkan vochdoos ke dalam desikator dengan tutup dilepas selama 1 jam. 3. Menimbang dalam keadaan tertutup (x gram). 4. Menimbang contoh bahan (sample) kerang lebih 2 gram (y gram), kemudian dimasukkan ke dalam oven pengering dalam suhu 1050C selama 8 jam dengan tutup dilepas. 5. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 1 jam dengan tutup dilepas. Sesudah dingin ditutup kembali dan ditimbang, penimbangan diulangi sampai 2 kali setiap jam sampai beratnya tetap (z garam). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1.Data hasil penetapan kadar air Kode Sampel Berat Vochdoss (gram) Berat Sampel (gram) Oven 105 oC (gram) Kadar Air (%) 8 10 Dedak Dedak 16,6025 12,1237 2,0002 2,0008 18,4170 13,9380 9,28 9,32 Rata-rata 9,3 Perhitungan: Kode 8. Kadar air = x + y – z x 100% y = 16,6025 + 2,0002 – 18,4170 x 100% 2,0002 = 9,28% Kode 10. Kadar air = x + y – z x 100% y = 12,1237 + 2,0008 – 13,9380 x 100% 2,0008 = 9,32% Rata-rata kadar air = (9,28 + 9,32) % 2 = 9,3% Pembahasan Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan. Fungsi air tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan salah satu komponen utama dalam bahan dan produk pangan. Disebut komponen utama karena kandungan air dalam bahan cukup besar jumlahnya, dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa. Kandungan air dalam bahan pangan dan produk pangan umumnya pada level kritis atau sangat penting. Kandungan air dalam bahan bersifat kritis karena keberadaannya berpengaruh langsung pada daya tahan bahan. Peranan air adalah dapat menjadi penyebab kerusakan atau akan memudahkan rusaknya bahan. Kandungan air dalam bahan makanan juga ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan itu. Air dalam produk pangan digolongkan menjadi air bebas, air terikat lemah dan air terikat kuat. Jadi air sangat penting dalam bahan ataupun produk pangan. Dedak padi adalah sisa penggilingan atau penumbukan padi. Bahan makanan tersebut sangat popular dan banyak sekali digunakan dalam ransom ternak. Dilihat dari mutunya, dedak padi dibagi dalam tiga kelas, yaitu dedak kasar, dedak lunteh dan bekatul. Pada dedak jumlah kadar air lebih kecil dari pada pakan jadi dan rumput, karena pada dasarnya dedak berasal dari kulit padi yang sebelum di giling padi tersebut sudah di jemur, jadi sebagian besar air yang ada pada dedak sudah habis KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. 2. Standarisasi penetapan mutu kadar air dalam dedak menurut SI adalah 10% 3. Hasil kadar air dari pakan jadi untuk kedua sampel adalah 9,28% untuk sampel berlabel 8 dan 9,32 % untuk sampel berlabel10 Saran Terjalinnya kerja sama yang baik antara praktikan dan asisten sangat diperlukan agar praktikum dapat berjalan lancer, dan hasil yang didapatkan akan memuaskan kedua belah pihak. Bimbingan dari asisten pembimbing juga sangat diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar