PENDAHULUAN
Hewan Ruminansia adalah
hewan pemakan hijauan yang memiliki lambung dengan beberapa ruangan, yaitu
setiap anggota sub ordo Ruminantia (ordo artiodactyla), mamalia berkuku yang
memiliki empat lambung (rumen, reticulum, omasum dan abomasum), yang dilalui
makanan saat pencernaan, serta yang memamah makanan yang telah tercerna
(memamah biak). Contoh hewan ruminansia yaitu sapi, domba, kambing dan rusa.
Sapi potong adalah jenis sapi
khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat
pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya
dijadikan sebagai sapi bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa
bulan, sehingga diperoleh pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong.
Sistem pemeliharaan sapi potong
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif
dan intensif. Sistem ekstensif semua aktivitasnya dilakukan di padang
penggembalaan yang sama. Sistem semi intensif adalah memelihara sapi untuk
digemukkan dengan cara digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau
gabungan dari sistem ekstensif dan intensif. Sementara sistem intensif adalah
sapi-sapi dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak
Salah satu jenis sapi potong adalah
sapi Limousin. Berasal dari Perancis, merupakan sapi potong yang
berkwalitas baik. Saat
lahir, ukuran pedet relative kecil sehingga proses kelahiran relatif lancar. Tubuh berwarna merah
keemasan dengan bagian perut berwarna seperti jerami. Ukuran tubuhnya
I S I
Sapi Limousin
adalah bangsa Bos turus (Talib dan Siregar, 1999), dikembang-kan pertama
di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari Simmental,
warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut
kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda.
Bentuk tubuh sapi jenis ini adalah besar,
panjang, padat dan kompak.
Keunggulan dari jenis sapi ini pertumbuhan badannya
yang sangat cepat
Secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong
yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai
volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi
diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang
cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Di
Indnesia sapi limousin disilangkan dengan berbagai jenis sapi lain, seperti
misalnya dengan sapi peranakan ongole, sapi brahman atau sapi hereford
Postur badan sapi "raksasa" jenis limousin memang kuat,
tinggi dan besar. Berat sapi limousin bervariasi mulai dari 800 kg hingga 1,5
ton. Sapi limousin perkembangannya sangat cepat, hanya membutuhkan waktu 2
tahun hewan ini sudah terlihat "perkasa". Sapi ini mampu
ber-reproduksi setiap tahunnya, setelah mencapai umur tiga tahun. Sapi limousin
pun dapat dilakukan perkawinan dengan jenis sapi lainnya, misalnya dengan sapi
Bali. Pakan sapi limousin sangat banyak.
Sapi limousin sendiri berasal dari distrik Limousin di Prancis yang hidup di daerah bersuhu dingin. Pada zamannya sapi limousin digunakan sebagai sapi pekerja yang kuat dan mempunyai kualitas daging yang kuat.
Sapi limousin sendiri berasal dari distrik Limousin di Prancis yang hidup di daerah bersuhu dingin. Pada zamannya sapi limousin digunakan sebagai sapi pekerja yang kuat dan mempunyai kualitas daging yang kuat.
Modal
di perlukan untuk membeli sapi bakalan jenis Limousin yang berusia antara 3 – 5
bulan. Jenis sapi ini di pilih karena keunggulan dari segi ketahanan,
pertumbuhan, harga dan kemudahan pemeliharaan. Sapi jenis Limousin lebih besar
dan lebih berat jika di bandingkan dengan sapi jenis lain seperti Ongole,
Brahman dan Sapi Perah.
Semua organ tubuh sapi dapat
dimanfaatkan antara lain:
1. Kulit, sebagai bahan
industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
2. Tulang, dapat diolah
menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan garang kerajinan
3.
Tanduk,
digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan masih
banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia
Pada umumnya, setiap sapi
membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang
menyusui, dan supaya tidak jenuh memerlukan pakan yang memadai dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara:
yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening)
dan kombinasi cara pertama dan kedua.
Lokasi yang ideal untuk
membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman
penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah
tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus
pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat
dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Pemeliharaan sapi
potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi
kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
1.
Melindungi
sapi dari hujan dan panas matahari.
2.
Mempermudah
perawatan dan pemantauan.
3.
Menjaga
keamanan dan kesehatan sapi.
Pakan merupakan sumber
energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah
pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula
energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
MAKALAH
(Mata Kuliah Ternak Potong
dan Kerja)
SAPI LIMOUSIN
ANWARI
E1E108204
PROGRAM STUDI PRODUKSI
TERNAK
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar