PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Reproduksi
atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi
secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu hewan berhenti, hewan tersebut masih dapat bertahan hidup,
sebagai contoh hewan yang diambil organ reproduksinya (testes atau ovarium)
hewan tersebut tidak mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah hewan mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur
oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh hewan.
Hewan tingkat tinggi, termasuk ternak, berproduksi secara seksual, dan proses
reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang meliputi
fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintegrasi antara proses yang satu
dengan yang lainnya. Tingkatan-tingkatan fisiologik tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pembentukan
sel-sel kelamin (gamet).
2. Pelepasan
sel-sel gamet yang telah berdiferensiasi secara fungsional.
3. Perkawinan
untuk mempertemukan gamet jantan dan gamet betina.
4. Fertilisasi.
5.
Pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan
zigote sampai kelahiran normal (Diah, 2009).
Pada periode ini telah berkembang
beberapa kemajuan bioteknologi untuk meningkatkan efisiensi reproduksi,
meningkatkan mutu genetik turunan dan memperpendek jarak regenerasi, yaitu
antara lain salah satunya dengan pembuatan chimera.
Reproduksi
adalah perkembangbiakan, merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung
jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup
reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk
hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka
kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak
dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.
B.
Tujuan
Tujuan
dari pembentukan ternak chimera adalah untuk menghasilkan seekor ternak yang
merupakan kombinasi dari beberapa hewan yang telah digabung menjadi satu. Teknik
ini sangat bermanfaat bagi usaha meningkatkan populasi hewan-hewan yang hampir
punah (endangered species). Akan tetapi teknik chimera membutuhkan keahlian
yang khusus serta biaya yang tidak sedikit, sehingga masih dalam tahap
penelitian di laboratorium dan belum bisa diaplikasikan di dunia peternakan
secara luas.
TEKNOLOGI CHIMERA
Chimera merupakan fenomena langka. Definisi Chimera adalah individu yang memiliki
lebih dari satu set populasi DNA yang berbeda satu sama lainnya dan berasal
dari zygote yang berbeda. Secara
garis besar, keanehan genetik ini bisa digolongkan menjadi dua; Mosaic dan Chimera. Fenomena ini sudah dikenal sejak tahun 1980, yang
dijelaskan oleh de Grouchy bahwa Chimera adalah hasil dari gabungan dua zygote (hasil pembuahan dari dua sperma dan dua sel telur yang
berbeda) menjadi satu embrio, sedangkan Mosaic
adalah hasil dari kesalahan yang terjadi pada fase mitosis (post-zygotic) dalam satu embrio.
fenomena Chimera akan sangat
sulit kita lihat, kecuali terdapat kelainan yang sangat mencolok seperti hermaphrodite (individu berjenis
kelamin ganda). (Faried, 2009).
Ternak
chimera dibentuk dengan cara meramu blastomer berbagai jenis
ternak. Sel-sel dari beberapa embrio dapat digabungkan dalam suatu zona
pelucida untuk menghasilkan seekor hewan yang merupakan kombinasi dari beberapa
hewan yang telah digabung.
Chimera memungkinkan embrio
dari seekor hewan dititipkan pada hewan lain yang berlainan speciesnya. Dengan
teknik chimera, maka embrio yang akan dititipkan tersebut telah dimanipulasi
sel-selnya sehingga tidak dikenal sebagai embrio asing dan akhirnya akan dapat
berkembang sampai lahir tanpa adanya penolakan (rejection) dari induk yang
dititipi (Gugun, 2009).
Menempatkan
manusia dan binatang pada satu jalur ilmu pengetahuan tidak seharusnya
dilakukan. Namun cangkokan manusia binatang yang dikenal dengan sebutan chimera
telah diciptakan. Chimera berarti percampuran sel dari dua organisme atau
spesies yang berbeda. Misalnya pada tahun 1984 telah tercipta makhluk bernama
"geep" yakni perpaduan antara embrio domba (sheep) dan kambing
(goat). Atau pada kasus lain, seekor anak ayam dengan otak burung puyuh telah
diciptakan.
Namun riset ilmu pengetahuan ini
telah berkembang ke arah yang lebih "mengerikan". Pada bulan Agustus
2003 para periset dari Shanghai Second Medical University di China
"berhasil" menciptakan embrio chimerik manusia binatang, yang dihasilkan
melalui penggabungan biomaterial dari manusia dengan kelinci. Embrio tersebut
dikembangkan di laboratorium dalam beberapa hari sebelum dihancurkan untuk
mendapatkan sel tunas (stem cells).
Dr. David Stevens dari Christian
Medical and Dental Associations (CMDA) baru-baru ini berkata bahwa chimera
bukanlah barang baru. Tetapi akhir-akhir ini mulai dilirik lagi mengikuti
semaraknya riset sel tunas embrionik (embryonic stem cell research). Sebab
sepertinya tidak berbahaya dan malahan menguntungkan. Misalnya domba Dolly yang
dichemira dengan harapan domba ini bisa menghasilkan susu manusia. Mereka
sebebarnya menyelipkan gen ke dalam genetiknya supaya dihasilkan susu manusia
supaya susu itu bisa diberikan kepada bayi-bayi prematur. Menurut para
perisetnya domba-domba seperti ini akan diproduksi masal.
Tetapi para ilmuwan itu telah
melangkah terlalu jauh. Mereka telah mengembangkan babi dengan darah manusia,
dan tikus dengan sel otak manusia; dan mereka mencoba mengubah natur binatang
itu supaya lebih menyerupai manusia. (Anonim, 2004).
Chimera dapat muncul pada keadaan
yang alami, tetapi pada kenyataannya chimera sering terjadi secara percobaan
(experimental). Pada pembentukan chimera secara alami sering terjadi dalam
kelahiran kembar. Sedangkan pada pembentukan chimera secara percobaan seperti
pembentukan ternak chemera sapi berbulu domba. Sapi memiliki permukaan yang
luas, dengan demikian maka bulu domba yang dapat tumbuh akan semakin banyak.
Sehingga secara finansial dengan ternak chimera dapat meningkatkan pendapatan.
Akan tetapi teknik ini sulit berkembang dikarenakan ada beberapa faktor kendala
yang sampai saat ini sulit diatasi. Adapun kendala-kendala tersebut adalah
karena pembentukan ternak chimera membutuhkan keahlian dan peralatan yang khusus,
memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang cukup lama.
Teknologi reproduksi pembentukan
ternak chimera sangat bermanfaat bagi usaha meningkatkan populasi hewan-hewan
yang hampir punah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan ternak chimera
sangat memungkinkan untuk mengghasilkan ternak dengan karakteristik genetik dan
performan yang dikehendaki secara besar-besaran.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembentukan ternak chimera adalah sebagai berikut:
1.
Chimera
secara alami adalah hasil dari gabungan dua zygote (hasil pembuahan dari dua sperma dan dua sel telur yang
berbeda) menjadi satu embrio.
2.
Chimera bisa terjadi secara alami, contohnya
pada kelahiran kembar, secara buatan atau percobaan.
3.
Secara finansial dengan ternak chimera dapat
meningkatkan pendapatan.
4.
Chimera memungkinkan embrio dari seekor hewan
dititipkan pada hewan lain yang berlainan speciesnya dan menghasilkan hewan
sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2004. Riset
Chimera Manusia Setengah Binatang. http://www.salib.net.
Diakses tanggal tanggal 24
Februari 2011.
Diah Tri Widayati, 2009. Pengertian reproduksi. http://dt.widayati.net.
Diakses tanggal 24
Februari 2011.
Gugun, 2009. Pengertian
Reproduksi. http://punyagugun.blogspot.com.
Diakses tanggal 24
Februari 2011.
Nursyam.
AS, Perkembangan IptekK di Bidang Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan
Produktivitas Ternak. http// andinursyam.multiplay.com Diakses tanggal 24 Februari 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar