PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ilmu makanan
adalah suatu ilmu yang berhubungan
dengan makanan dan zat-zat makanan yang terkandung didalamnya terhadap
kesehatan manusi dan hewan. Ilmu makanan
meliputi pengetahuan yang luas dan merupakan ilmu pengetahuan yang tidak saja terbatas
pada pengetahuan tentang bahan-bahan makanan, zat-zat yang terkandung
didalamnya dan suka tidaknya hewan itu memakannya, melainkan juga meliputi atau
berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya ( Anggorodi,1979).
Umumnya
bahan makanan ternak sebagian terduri dari bahan-bahan makanan yang berasal
dari tanam-tanaman, sisa-sisa hasil ikutan dari berbagai pabrik dan
perusahaan-perusahaan. Zat-zat makanan
yang ada didalam bahan makanan terutama didalam tubuh hewan diubah menjadi
daging, susu, wol, energi dan lainnya (
Anggorodi,1979).
Meskipun
banyak dari pengetahuan saat ini diperoleh langsung dari masalah-masalah
makanan dan kesehatan hewan namun penemuan-penemuan penting lebih banyak berasal
dari pengetahuan-pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh hewan,
termasuk pula perubahan-perubahan faalnya dan kimia faalnya dan
pengaruh-pengaruh daripada macam makanan( Anggorodi,1979).
Ditilik
dari sudut Ilmu Peternakan Khusus, maka ilmu makanan tidak kalah pentingnya.
Perbakan peternakan tidak saja terletak pada teknik seleksi, akan tetapi juga
pada kesehatan yang pada hakekatnya bersandar dari pemberian ransum makanan
yang sempurna. Tidak boleh dilupakan,
bahwa sifat-sifat baik yang dikehendaki baru dapat diwujudkan sebaik mungkin
apabila ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik mempertahankan hidup
maupun untuk berproduksi, disamping pengaruh iklim dan pemeliharaa yang
sebaik-baiknya, hewan memperlukan ransum yang sempurna(Lubis,1992).
Yang
juga menjadi pokok penting bagi pemberian makanan ternak ialah, bahwa pada
dasarnya orang yang memelihar adan atau menternakkan hewan, memandang hewannya
tadi sebagai modal yang ditanam dalam bentuk hidup yang sewaktu-waktu akan
membawa keuntungan yang besar baginya dengan mengeluarkan ongkos seminimal
mungkin(Lubis,1992).
Tujuan Praktikum
Tujuan
praktikum ini adalah dapat mengetahui dan membuat bagaimana cara menyusun suatu
formulasi ransum yang dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak dengan biaya
seminimal mungkin serta meningkatkan keuntungan semaksimal mungkin.
TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh 3 faktor yang sama
pentingnya yaitu, breeding ( pemulian
biakan, bibit), feeding ( pakan) dan management ( tata laksana). Namun jika
dilihat dari sisi biaya maka konstribusi pakan sangat lah besar yaitu sebesar 75
% dari total biaya produksi(Tillman,
1997).
Pada umumnya pengertian pakan (feed)
digunakan untuk hewan, sedangkan pangan ( food)
untuk manusia. Berkaitan dengan pakan maka dihadapkan dengan masalah-masalah
seperti kuantitatif, kualitatif , kontinuitas dan keseimbangan zat yang
terkandung didalamnya(Tillman, 1997).
Bahan pakan adalah suatu yang dapat diberikan pada ternak ( baik bahan
organik maupun non organik)yang sebagian maupun keseluruhannya dapat dicerna
ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak tersebut.
Bahan pakan sekurang-kurangnyamempunyai 3 fungsi/
peran yaitu ; a) peran sosial, b) peran psikologis, dan c) peran fisiologis( Sutardi, 1980).
Zat
pakan ( zat makanan) adalah bagian pakan yang dapa dicerna, diserap dan
bermanfaat bagi tubuh, yang secara umum dapat dibagi menjadi 6 yaitu, air,
protein, karbohidrat, mineral, lemak dan vitamin. Adapun fungsinya antara lain
;
a). Air
·
pelarut zat pakan
·
pengangkut zat pakan
·
membantu kelancaran proses pernapasan, penyerapan
dan pembangunan ampas metabolisme
·
memperlancar reaksi kimia dalam tubuh
·
pengatur suhu tubuh
·
membantu kelancaran kerja saraf dan pancaindra
·
sebagai bantalan yang melindungi organ dari
guncangan/truma dari luar
·
sebagai pelicin/ pelumas
b). Mineral
·
memelihara kondisi ionik dalam tubuh ; memelihara
kondisi ph dalam tubuh
·
memelihara tkanan osmotik dalam tubuh
·
menjaga kepekaan syaraf
·
mengatur transport zat pakan
·
mengatur permeabilitas membran sel
·
kofaktor enzim dan metabolisme tubuh
c) Protein
·
bahan pembangun dan pengganti sel tubuh yang rusak
·
bahan baku pembuatan enzim, hormon, antibodi,
·
menyediakan energi
d). Lemak
·
sumber energi
·
sumber air metabolik
·
insulatur
·
sebagai carieer vitamin dan asam lemak esensial
·
bahan baku pembentukan hormon steroid
e).
Karbohidrat
·
sumber energi
·
pembakar lemak
·
memperkecil penggunaan protein sebagai energi
·
menambah cit rasa
·
memelihara kesehatam dan fungsi normal alat
pencernaan
f). Vitamin
·
membantu pembentukan dan pemeliharaan jaringan
epitel
·
memperlancar metabolisme energi
·
membantu pembentukkan ulang
·
antioksidan
·
membantu proses pembekuan darah( Sutardi, 1980).
Ransum
adalah campuran 2 atau lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan
ternak selama 24 jam.
Secara
umum telah dikenal pengertian bahan pakan berdasarkan asalnya ( nabati dan
hewani), berdasarkan sifatnya ( hijauan dan konsentrat) dan berdasarkan zat
gizinya (sumber protein, energi dan mineral).
Namun
secara internasional bahan pakan dibagi menjadi 8 kelas antara lain :
- Pakan kasar (roughage), adalah bahan pakan yang banyak mengandung serat kasar ( > 18 % ) dan rendah energinya, misal; jerami padi, batang jagung, pucuk tebu) hijauan kering dll.
- Hijauan segar ( green forage, pasture), contoh : rumput/ hijauan segar lainnya yang baru dipotong, adang rumput dll.
- silase ( silage) adalah hijauan yang sengaja diawetkan melalui proses permentasi.
- Sumber energi adalah bahan pakan yang banyak mengandung energi ( kandungan energi > 2250 Kkal/kg), contoh ; butiran-butiran seperti jagung, sorghum, kedele, kacang dll. Umbi-umbian seperti ketela pohon, ketela rambat, kentang dll, minyak, lemak hewan (tallow), hasil samping industri pertanian seperti bekatul,pollard, tetes dll.
- Sumber protein adalah bahan pakan ang banyak mengandung protein ( kandungan protein >20%), contoh dari sumber hewani seperti tepung ikan, daging, darah, susu skim dll , dari sumber nabati seperti kacang-kacangan/ leguminosa, bungkil dll
- Sumber mineral, contoh : tepung tulang, kerang, kapur, dicaphos (dicalcium phospathe), tricaphos (tricalcium phospathe), garam dll.
- Sumber Vitamin contoh; buah-buahan, hijaunan dll.
- Bahan additive adalah bahan yang perlu ditambahkan dalam ransum dalam
jumlah relatif sedikit untuk melengkapi ransum, contoh vitamin mix ( PCARRD, 1987).
Prosesing pada bahan pakan sangat penting mempengaruhi, karena dapat
memberikan keuntungan bahkan mengakibatkan kerugian, jika misalnya terjadi
kerusakan fisik maupun kimiayang tidak dikehendaki. Beberapa contoh pressing
bahan pakan seperti : Chopping (pemotogan
ukuran), Drying (pengeringan), Grinding (penggilingan), Soaking (perendaman), Cooking (pemasakan), pelleting (pembuatan pellet), Crumbling (pembuatan crumble), Ensileng (pembuatan silase).
Dalam menyusun ransum terdapat beberapa cara yang umum digunakan oleh
para peternak maupun perusahaan pakan dengan skala besar yaitu ; Metode
Diagonal (pearson’s square), Metode
coba-coba (Trial and Error), Metode
Simultanneous dan linear programming
BAHAN DAN
METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah toples atau tempat bahan
pakan dan alat-alat tulis.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah dedak halus, jagung giling, tetes tebu
(molasses), ampas tahu, kacang kedelai,
biji karet, tepung gandum, biji bunga matahari, kacang tanah, susu, mineral
mix, kapur, sulfuma, tepung batu halus, tebung ubi kayu, biji kapuk, tepung
daun pisang, tepung sagu, tetes tebu/molases, tepung ikan, tepung kepala udang,
petai cina, tepung udang, tepung bekicot, starbio, isi rumen giling, garam,
abu, urea, vitamin B kompleks IPI, vitamin C IPI, vitamin B kompleks IPI cair, vitamin A IPI, vitamin B12 IPI,
vitamin vita chicks IPI,
mineral bebek, mineral suplement, ampicilin, tetraxillin, dan top mix.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
pukul 14.25 WITA - selesai kamis 20 dan 27 Mei 2010. Bertempat di laboratorium
nutrisi fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur kerja
Praktikum ini menggunakan metode coba-coba ( trail and error ) sehingga tahapannya sebagi berikut ;
- Lihat tabel kebutuhan (“feeding standard”) zat pakan sesuai dengan tujuan beternak.
- Lihat komposisi zat pakan.
- Pertimbangkan faktor-faktor pembatas.
- Pertimbangkan harga.
- Susun ransumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Bahan pakan dan Klasifikasinya
Bahan Pakan
|
Klasifikasi
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Tepung Sagu
|
Sumber energi
|
Putih
|
-
|
Sedikit kasar
|
Tepung ubi Kayu
|
Sumber energi
|
putih
|
-
|
Lembut
|
Tetes
|
Sumber energi
|
hitam
|
wangi
|
Kental
|
Biji kapuk
|
Sumber energi
|
kehitaman
|
kapuk
|
Biji
|
Tepung daun pisang
|
Sumber energi
|
coklat
|
pisang
|
Serbuk lembut
|
Petai Cina
|
Sumber Protein
|
Coklat kehitaman
|
-
|
biji
|
Tepung bekicot
|
Sumber protein
|
coklat
|
anyir
|
Kasar
|
Tepung ikan
|
Sumber protein
|
coklat
|
anyir
|
Kasar
|
Tepung udang
|
Sumber protein
|
coklat
|
anyir
|
Serbuk lembut
|
Tepung kepala udang
|
Sumber protein
|
Coklat muda
|
anyir
|
Serbuk kasar
|
Tepung batu halus
|
Sumber mineral
|
krim
|
-
|
kasar
|
Mineral mix
|
Sumber mineral
|
Coklat muda
|
menyengat
|
Bulat
|
kapur
|
Sumber mineral
|
putih
|
-
|
Agak kasar
|
sulfuna
|
additive
|
Abu-abu
|
|
Bulat keras
|
starbio
|
additive
|
coklat
|
|
Agak kasar
|
Isi rumen
|
additive
|
Coklat tua
|
anyir
|
Serbuk kasar
|
Tabel 2. Analisis Nutrisi Bahan Baku
No
|
Bahan Pakan
|
BK %
|
Protein %
|
Lemak %
|
Serat Kasar %
|
EM (Kkal/ kg
|
Harga (Rp)/kg
|
1
|
Dedak padi
|
89,6
|
15,9
|
9,1
|
8,4
|
2730
|
950
|
2
|
Bungkil kedelai
|
86
|
9
|
3,8
|
2,5
|
3430
|
1200
|
3
|
Jagung
|
77
|
5,4
|
0
|
0
|
1960
|
1200
|
4
|
Molases
|
85
|
41,7
|
3,5
|
6,5
|
2240
|
2500
|
5
|
Ampas tahu
|
16,2
|
23,7
|
10,1
|
23,6
|
2700
|
750
|
6
|
Mineral mix
|
90
|
0
|
0
|
0
|
0
|
21.000
|
Penyusunan bahan pakan menjadi formulasi ransum dengan menggunakan cara
coba-coba ( Trial and Error ).
Tabel 3. Perhitungan nilai Protein Pada Ransum
bahan
pakan
|
Jumlah(kg
)
|
% BK
|
KgBk
|
% Protein
|
KgProtein
|
Dedak padi
|
60
|
0,896
|
53.76
|
0,159
|
9.54
|
Bungkil kedelai
|
15
|
0,860
|
12.9
|
0.09
|
1.35
|
Jagung
|
15
|
0,770
|
11.55
|
0,54
|
8.1
|
Molases
|
2
|
0,850
|
1.7
|
0,417
|
0.834
|
Ampas tahu
|
7,5
|
0,162
|
1.21
|
0,237
|
1.7775
|
Mineral mix
|
0,5
|
0,900
|
0.45
|
0
|
0
|
Jumlah
|
100
|
|
81.57
|
|
21.6015
|
Persentasi
Protein = Kg Protein X 100%
Kg Bk
= 21.6015 X 100%
81.57
= 26,48 %
Tabel 4. Perhitungan nilai Lemak Pada Ransum
Bahan
pakan
|
Jumlah(kg
)
|
% BK
|
KgBk
|
% lemak
|
Kglemak
|
Dedak padi
|
60
|
0,896
|
53.76
|
0.091
|
5.46
|
Bungkil kedelai
|
15
|
0,860
|
12.9
|
0.038
|
0.57
|
Jagung
|
15
|
0,770
|
11.55
|
0
|
0
|
Molases
|
2
|
0,850
|
1.7
|
0.035
|
0.07
|
Ampas tahu
|
7,5
|
0,162
|
1.21
|
0.101
|
0.7575
|
Mineral mix
|
0,5
|
0,900
|
0.45
|
0
|
0
|
Jumlah
|
100
|
|
81.57
|
|
6.86
|
Persentasi
Lemak = Kg lemak X 100%
Kg Bk
= 6,86 X 100%
81.57
= 8,4 %
Tabel 5. Perhitungan nilai Serat Kasar Pada Ransum
Bahan
pakan
|
Jumlah(kg
)
|
% BK
|
KgBk
|
SK %
|
Kgsk
|
Dedak padi
|
60
|
0,896
|
53.76
|
0.084
|
5.04
|
Bungkil kedelai
|
15
|
0,860
|
12.9
|
0.025
|
0.375
|
Jagung
|
15
|
0,770
|
11.55
|
0
|
0
|
Molases
|
2
|
0,850
|
1.7
|
0.065
|
0.13
|
Ampas tahu
|
7,5
|
0,162
|
1.21
|
0.236
|
1.77
|
Mineral mix
|
0,5
|
0,900
|
0.45
|
0
|
0
|
Jumlah
|
100
|
|
81.57
|
|
14.63
|
Persentasi
Serat Kasar = Kg serat kasar X 100%
Kg Bk
= 14.63 X 100%
81.57
= 18 %
Tabel
6. Perhitungan Biaya
Bahan pakan
|
Jumlah(kg )
|
Harga Rp/kg
|
Biaya (Rp)
|
Dedak padi
|
60
|
950
|
57000
|
Bungkil kedelai
|
15
|
1200
|
37500
|
Jagung
|
15
|
1200
|
18000
|
Molases
|
2
|
2500
|
2400
|
Ampas tahu
|
7,5
|
750
|
5625
|
Mineral mix
|
0,5
|
21.000
|
10500
|
jumlah
|
100
|
|
131025
|
Harga
ransum = total biaya
Jumlah
= Rp.131025
100 kg
= 1310.25 Rp/Kg
PEMBAHASAN
Pada penyusunan Formulasi ransum ini di gunakan Metode coba-coba ( Trial and Error ), sehingga di perlukan
percoban yang berkali-kali untuk menyempurnakan susunan ransum, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi ternak tanpa melupakan aspek-aspek yang lain, berupa
faktor-faktor pembatas terhadap pemberian suatu pakan pada ternak, atau maupun
juga ditinjau dari segi ekonomisnya. Dalam penyusunan ini ransum dikatagorekan
sebagai ransum all consetrat diet (
full consentrat).
Adapun dipilihnya jenis-jenis pakan diatas dikarenakan kebanyakan
peternak memilih bahan-bahan tersebut mingkin karena ketersediaannya dan
kemudahannya untuk di dapatkan. Adapun kandungan dalam pakan tersebut adalah :
1. Dedak padi
Komposisi
zat-zat makanannya dari gabah yang kering betul adalah , 10,7% air, 7,5
Protein, 62,0% bahan ekstrak tiada N, 10,0% serat kasar, 2,25 lemak%, 7,5% abu (
zat-zat Mineral ). Kadar protein yang dapat dicerna 5,7% . Pada umumnya semua
butir-butir sebangsa padi mengandung banyak zat pati yang mudah dicerna,
sedangkan kadar protein tidak sampai 10%, disamping itu dedak juga kaya
akanvitamin B1, akan tetapi miskin vitamin A dan D.
Penggunaan dedak pada penyusunan ransum ini adalah paling banyak yaitu
sebesar 60 % dari total ransum yang di susun,
karena dedak merupakan sumber energi yang sangat besar nilainya, dan
mempunyai harga yang lebih terjangkau, serta tidak adanya faktor pembatas tentang
pemberian bahan ini pada ternak. Selain sebagai bagian dari bahan penyusun
suatu ransum, dedak juga dapat diberikan kepada ternak tanpa tambahan bahan
lain.
2. Bungkil Kedelai
Bungkil-bungkilan
adalah hasil ikutan prossing biji-bijian khususnya kacang-kacangan setelah
diambil minyaknya yang tertinggal adalah
protein kasar, serat kasar beberapa pati dan mineral, serta protein kasar pada
bungkil lebih tinggi. Bungkil kedelai merupakan bungkil yang terbaik diantara
bungkil-bungkil yang lain karena mengandung AA glycine. Komposisi yang terdapat
pada bungkil kedelai adalah
Bk=
86 % EE= 5,2% PK= 46,7 %
Abu=
7,4% SK= 7% BETN= 33,7%
Dan protein yang dapat dicerna 36.3 %. Pembrian
bungkil kedelai pada penyusunan ransum ini adalah sebanyak 15 %, ini disebabkan
pada masa penggemukan protein tidak banyak diperlukan, tetapi tetap harus ada.
Bungkil kedelai dipilih karena bungkil
kedelai mempunyai nilai gizi yang lumayan tinggi dan kenapa tidak menggunakan
tepung ikan sebagai sumber protein adalah karena segi harga dan juga dari segi
palatabilitas ternak itu sendiri.
3. Jagung
Dibandingkan
dengan beras, jagung masih sedikit lebih tinggi kadar proteinnya. Susunan
zat-zat makanan yang terkandung didaalamnya adalah, 13.5% air, 9.8 Protein,
68.8% bahan ekstrak tiada N, 2.7% serat kasar, 4.2 lemak%, 71.4% abu ( zat-zat
Mineral ). Kadar protein yang dapat dicerna 7.1%. Jagung banyak mengandung
Provitamin A, asam amino cystine, akan tetapi tidak mengandung lysine dan
tryptophan. Pada penyusunan formulasi ransum ini jagung diberikan sebanyak 15%
dari totol berat ransum karena jagung merupakan sumber energi sementara pada
kasus ini formulasi ransum disusun untuk penggemukan ternak potong
sehingga diperlukan sumber energi yang
banyak sehingga di cari sumber energi yang lebih besar ataupun sama besar
tetapi dengan harga yang lebih rendah di banding jangung. Selain itu pemberian
pakan jagung yang terlalu banyak dapat mengakibatkan karkas menjadi
lembek.
4. Ampas tahu
Ampas
tahu merupakan sisa dari pembuatan tahu yang dibuat dari kacang kedelai, ampas
tahu dapat diberikan kepada ternak besar maupun kecil. Ampas tahu mengandung
80% air . komposisi zat-zat makanan yang terdapat didalamnyaadalah protein 5%,
5,8% BTEN, 3,5% serat kasar, 1,2 % lemak, dan abu 0,8% dengan kadar protein
yang dapat dicerna 22,3%. Dalam penyusunan ransum ampas tahu diberikan sebanyak
7,5% dari total berat ransum. Ini di sebabkan pemberian ampas tahu yang terlalu
banyak pada ternak dapat mengakibatkan perdagian menjadi lunak.
5. Molases
Merupakan
hasil sisa dari pengolahan pabrik gula, bahan ini banyak mengandung zat-zat
protein akan tetapi miskin akan zat-za- hidra arang yang mudah dapat
dicerna. Molases mudah menjadi asam dan
jika demikan bahan ini tidak dapat digunakan lagi.
Adapun kandungan zat-zat makanan yang terdapat
pada molases adalah 20,3% air, 1,3 % Protein, 74.9% BTEN, Bahan ekstrak 0%,
serat kasar )0,0%, lemak 0,0% dan abu 3,5 % sedang kadar protein yang dapat dicerna adalah 0,4%. Pada
penyusunan ransum ini molases diberikan sebanyak 2 % dari berat pakan.
Dikarenakan protein yang dapat dicerna hanya sedikit sekali, dan bila di
berikan terlalu banyak pada ternak akan mengakibatkan ternak menjadi mencret/
diare.
6. Mineral Mix
Merupakan
gabungan atau pun campuran dari berbagai mineral dan vitamin yang berfungsi
sebagai pelengkap nilai gizi pada formulasi ransum. Penggunaanya pada ransum
hanya diberikan sedikit saja karena hanya sebagai pelengkap saja dan harganya
yang tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
- Bahan pakan adalah suatu yang dapat diberikan pada ternak ( baik bahan organik maupun non organik)yang sebagian maupun keseluruhannya dapat dicerna ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak
- Zat pakan ( zat makanan) adalah bagian pakan yang dapa dicerna, diserap dan bermanfaat bagi tubuh, yang secara umum dapat dibagi menjadi 6 yaitu, air, protein, karbohidrat, mineral, lemak dan vitamin
- Namun secara internasional bahan pakan dibagi menjadi 8 kelas antara lain : Pakan kasar (roughage), Hijauan segar ( green forage, pasture), silase ( silage), Sumber energi, Sumber protein, Sumber mineral, Bahan additive, Sumber Vitamin
4. Dalam
menyusun ransum terdapat beberapa cara , yaitu :
·
Metode Diagonal ( pearson’s square)
·
Metode coba-coba ( Trial and Error )
·
Metode Simultanneous
·
linear programming
Saran
Agar diperoleh hasil seperti yang
diinginkan, maka dibutuhkan ketelitian,
serta kesabaran dalam menyusun formulasi ransum apalagi bila menggunakan
metode coba-coba ( Trial and
Error ), serta diperlukan pengetahuan lain yang
berkaitan dengan hal ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar